Senin, 12 Desember 2011

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) ATAU KRONIK RENAL FAILURE (CRF)

PENGERTIAN
CRONIC RENAL FAILURE (CRF)
Cronic Renal Failure (CRF) adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversible, dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan caian dan elektrolit, menyebabkan uremia.


ETIOLOGI
Cronic Renal Failure (CRF)
Penyebab gagal ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis dapat dibagi dalam dua kelompok
Penyakit Sistemik, seperti DM, Glomerulonefritis, pielonefritis, hipertensi yang tidak dapat dikontrol, obstruksi traktus urinalis, gangguan vascular, infeksi, medikasi atau agen toksit, lessi herediteir seperti ginjal polikistik.
Lingkungan dan agen berbahaya (logam berat)

ANATOMI FISIOLOGI




PATOFISIOLOGI

Penumpukan toksin uranik
+
BUN dan creatinin meningkat
+
Mekanisme kompensasi dan adaptasi asimptomatik
+
Penurunan fungsi nefron
+
Gagal ginjal


MANIFESTASI KLINIS
CRONIC RENAL FAILURE (CRF).
Gangguan pernapasan, Udema, Hipertensi, Anoreksia,nausea, vomitus, Ulserasi lambung, Stomatitis, Proteinuria, Hematuria, Letargi, apatis, Anemia, Perdarahan, Turgor kulit jelek,gatal-gatal pada kulit, Distrofi renal, Hiperkalemia, Asidosis metabolik

PEMERIKASAAN PENUNJANG
1.         Urine : Volume, Warna, Sedimen, Berat jenis, Kreatinin, Protein.
2.         Darah : BUN/kreatinin, Hitung darah lengkap, Sel darah merah, Natrium serum, Kalium, Magnesium fosfat, Protein, Osmolaritas serum.
3.         KUB Foto : Menunjukkan ukuran ginjal/ureter/kandung kemih dan adanya obstruksi .
4.         Pielografi retrograd : Menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter.
5.         Arteriogram ginjal : Mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstraskular, massa.
6.         Sistouretrogram berkemih : Menunjukkan ukuran kandung kemih,refluks ureter,retensi
7.         Ultrasono ginjal : Menunjukkan ukuran kandung kemih, dan adanya massa, kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas.
8.         Biopsi ginjal : Mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menetukan sel jaringan untuk diagnosis histologis
9.         Endoskopi ginjal nefroskopi : Dilakukan untuk menemukan pelvis ginjal ; keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif
10.       EKG : Mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, aritmia, hipertrofi ventrikel dan tanda-tanda perikarditis

PENATALAKSANAAN

CRONIC RENAL FAILURE (CRF).

1. Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis dan kejang. Perikarditis memperbaiki abnormalitas biokimia ; menyebabkan caiarn, protein dan natrium dapat dikonsumsi secara bebas ; menghilangkan kecendurungan perdarahan ; dan membantu penyembuhan luka.

2. Penanganan hiperkalemia
Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan masalah utama pada gagal ginjal akut ; hiperkalemia merupakan kondisi yang paling mengancam jiwa pada gangguan ini. Oleh karena itu pasien dipantau akan adanya hiperkalemia melalui serangkaian pemeriksaan kadar elektrolit serum ( nilai kalium > 5.5 mEq/L ; SI : 5.5 mmol/L), perubahan EKG (tinggi puncak gelombang T rendah atau sangat tinggi), dan perubahan status klinis. Pningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan pemberian ion pengganti resin (Natrium polistriren sulfonat [kayexalatel]), secara oral atau melalui retensi enema.

3. Mempertahankan keseimbangan cairan
Penatalaksanaan keseimbanagan cairan didasarkan pada berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah dan status klinis pasien. Masukkan dan haluaran oral dan parentral dari urine, drainase lambung, feses, drainase luka dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantia cairan.

KONSEP DASAR PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIK


PENGKAJIAN

a.Aktivitas /Istirahat
Apakah ada gejala keletihan,kelemahan

b.Sirkulasi
Apakah ada hipotensi edema jaringan umum, pucat

c.Eliminasi
Perubahan pola berkemih, disuria , retensi abdomen kembung

d.Makanan/cairan
Peningkatan berat badan (edem), penurunan bereat badan, mual ,muntah, anoreksia. Nyeri ulu hati

e.Neurosensori
Sakit kepala, kram otot/kejang

f.Pernapasan
Dispnea, takipnea, peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan, bau ammonia, batuk produktif.

g.Keamanan
demam, petekie,pruritus, kulit kering


DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan pasien dengan gagal ginjal cronis (CRF) :
1.Gangguan pola napas B/D adanya dyspnoe

Intervensi
a.Observasi pola napas klien.
Rasional : Dyspnoe, Tachikardi, dan pernapasan irreguler dan bunyi ronchi adalah indikasi adanya gangguna saluran napas.

b.Kaji warna kulit, kuku dan membrane mukosa.
Rasional : Kepucatan merupakan indikasi anemia dan sianosis terkait dengan kongesti dan gagal jantung yang berakibat perfusi jaringan yang tidak adekuat.

c.Atur posisi semi fowler
Rasional : Posisi semi fowler memungkinkan organ abdomen menjauhi diafragma sehingga ekspansi paru obtimal.

d.Observasi VS.
Rasional : Gangguan pertukaran O2 mengakibatkan perubahan pada VS, terutama BP, HR, RR.

e.Kolaborasi untuk pemberian tambahan oksigen.
Rasional : Maksimumkan kebutuhan O2 untuk kebutuhan miokardium.

f.Kolaborasi pemeriksaan AGD.
Rasional : AGD sangat penting untuk mengetahui adanya gangguan pertukaran gas dalam paru.

2.Resti kerusakan integritas kulit B/D udema dan penurunan aktivitas, gangguan status metabolic.

Intervensi
a.Observasi kulit terhadap perubahan warna, turgor dan vascular.
Rasional : Menandakan area sirkulasi buruk/kerusakan yang dapat menimbulkan terjadinya dekubitus

b.Observasi area udema
Rasional : Jaringan udema lebih cenderung rusak/robek

c.Ubah posisi sesering mungkin
Rasional : Untuk menekan tekanan udem

d.Berikan perawatan kulit (kebersihan) dan pemberian lotion
Rasional : Menurunkan iritasi dermal dan resiko kerusakan kulit

e.Pertahankan linen kering bebas keriput
Rasional : menurunkan iritasi dermal dan resiko kerusakan kulit

f.Anjurkan pasien untuk menggunakan kompres lembab dan pertahankan kuku tetap pendek.
Rasional : menghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan resiko cedera (kulit).

g.Anjurkan untuk menggunakan pakaian katun longgar
Rasional : Mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab pada kulit

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, retensi cairan dan natrium. Intervensi

1. Kaji status cairan :
•           Timbang berat badan harian
•           Keseimbangan masukan dan haluaran
•           Turgor kulit dan adanya oedema
•           Tekanan darah, denyut dan irama nadi.
2. Batasi masukan cairan

3. Identifikasi sumber potensial cairan
•           Medikasi dan cairan yang digunakan untuk pengobatan, oral dan intra vena.
•           Makanan

4. Jelaskan rasional pembatasan cairan

5. Bantu klien dalam mengatasi ketidaknyamanan akibat pembatasan cairan.

6. Tingkatkan dan dorong hygiene oral.

4. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik.
•           Tentukan kemampuan klien untuk berpartyisipasi dalam aktifitas perawatan diri. ( skala 0 – 4 ).

Intervensi

1.Berikan bantuan dengan aktifitas yang diperlukan

2.Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan ADL klien ditempat tidur.

3.Bantu keluarga dalam perawatan diri klien ditempat tidur.

4.Anjurkan keluarga untuk menganti alas bokong jika basah.

5.Bantu dan motivasi keluarga untuk menjaga kebersihan tubuh klien,

5. Perubahan membrane mukosa oral berhubungan dengan iritasi kimia.

Intervensi

1. Inspeksi rongga mulut perhatikan kelembapan, karakter saliva, adanya inflamasi, ulserasi.

2. Berikan cairan sepanjang 24 jam dalam batas yang ditentukan.

3. Berikan perawatan mulut sering.

4. Anjurkan hygiene mulut setelah makan dan menjelang tidur.

5. Anjurkan klien untuk menghindari pencuci mulut lemon/ bahan yang mengandung alcohol.


IMPLEMENTASI
Mengacu pada Intervensi


DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 6; EGC. Jakarta.
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar