Jumat, 03 Juni 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS FARINGITIS

A. DEFINISI
Adalah peradangan pada mukosa faring.(Efiaty Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000)
B. ETIOLOGI/ PATOFISIOLOGI
Etiologi faringitis akut adalah bakteri atau virus yang ditularkan secara droplet infection atau melalui bahan makanan / minuman / alat makan. Penyakit ini dapat sebagai permulaan penyakit lain, misalnya : morbili, Influenza, pnemonia, parotitis , varisela, arthritis, atau radang bersamaan dengan infeksi jalan nafas bagian atas yaitu: rinitis akut, nasofaringitis, laryngitis akut, bronchitis akut. Kronis hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak mukosa menebal serta hipertropi kelenjar limfe dibawahnya dan dibelakang arkus faring posterior (lateral band). Adanya mukosa dinding posterior tidak rata yang disebut granuler.
Sedangkan faringitis kronis atropi sering timbul bersama dengan rinitis atropi, udara pernafasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi pada faring.


<Faringitis kronis
Faktor predisposisi:
-          Rinitis kronis
-          Sinusitis
-          Iritasi kronik pada perokok dan peminum alkohol
-          Inhalasi uap pada pekerja dan laboratorium
-          Orang yang sering bernafas dengan mulut karena hidungnya tersumbat.
a.       Faringitis kronis hiperplastik
a.1   Gejala :
-          Pasien mengeluh gatal ditenggorokan
-          Berasa kering
-          Berlendir
-          Kadang - kadang ada batuk
a.2   Terapi :
-          Dicari dan diobati adanya penyalkit kronis dihidung dan sinus paranasal
-          Terapi lokal dengan menggosokkan zat kimia (kaustik) yaitu : larutan nitres argenti atau albotil maupun dengan listrik (elektrocauter)
-          Secara simptomatik, diberikan obat isap / kumur dan obat batuk
b.      Faringitis kronis atropi (faringitis sika)
b.1  Gejala dan tanda :
-          Pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal
-          Mulut berbau
-          Pada pemeriksaan tampak mukosa faring terdapat lendir yang melekat
-          Jika lendir diangkat mukosa tampak kering
b.2  Terapi:
-          Sama dengan rinitis atropi
-          Pemberian obat kumur
-          Penjagaan hygiene mulut
-          Obat simptomatik
<Faringitis Spesifik  
a.       Faringitis Leutika
a.1   Gejala dan tanda :
a.1.1         Stadium primer :
-       Bercak keputihan pada lidah, palatum mole, tonsil dan dinding faring posterior
-       Timbul ulkus karena infeksi yang lama
-       Pembesaran kelenjar mandibula yang tidak nyeri tekan
a.2.1         Stadium sekunder :
-          Jarang ditemukan
-          Terdapat eritema pada dinding faring yang menjalar kearah laring
a.3.1         Stadium tersier :
-       Terdapat guma pada tonsil dan palatum
-       Guma pada dinding faring pada posterior akan mengenai vertebra servikal
-       Gangguan fungsi palatum secara permanen akibat adanya guma pada palatum mole
a.2   Diagnosis : dengan pemeriksaan serologic
a.3   Terapi : Obat pilihan utama pinissilin dalam dosis tinggi
b.      Faringitis Tuberkolusa
b.1  Cara infeksi :
-          Cara eksogen yaitu kontak dengan sputum yang  mengandung kuman atau inhalasi kuman melalui udara
-          Cara endogen yaitu penyebaran melalui darah pada tuberkolusis miliaris
Penelitian saat ini menemukan penyebaran secara limfogen
b.2  Bentuk dan tempat lesi
-          Berbentuk ulkus pada satu sisi tonsil dan jaringan tonsil itu akan mengalami nekrosis
-          Pada infeksi secara hematogen tonsil dapat terkena pada kedua sisi terutama pada dinding faring posterior, arkus faring anterior, dinding lateral hipofaring, palatum mole dan palatum durum
-          Kelenjar regional leher membengkak
b.3  Gejala:
-          Pasien mengeluh nyeri hebat ditenggorokan
-          Keadaan buruk : anoreksi, nyeri menelan makanan
-          Regurgitasi
-          Nyeri di telinga (otalgia) Adenopati servikal
b.4   Diagnosis :
-          Pemeriksaan sputum untuk mengetahui basil tahan asam
-          Fotothorak untuk melihat adanya tuberkolusis paru
-          Biopsi jaringan untuk mengetahui proses keganasan serta mencari basil tahan asam di jaringan
b.5  Terapi: sesuai dengan terapi tuberkolusis paru

I.       ASUHANKEPERAWATAN

A.    Pengkajian

1.      Data Dasar
2.      Riwayat Kesehatan.
3.      Pemeriksaan Fisik
Pada farmgitis  kronis , pengkajian  head to toe yang  dilakukan     lebih difokuskan pada:
a.       Sistem pernafasan :
Batuk, sesak

B.     Diagnosa Keperawatan

1.      Nyeri berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan rubor, dolor, kalor, tumor, fungsiolaesa pada mukosa
Tujuan   : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan dan kolaboratif untuk pemberian analgetik
Intervensi Keperawatan:
a.       Kaji lokasi,intensitas dan karakteristik nyeri
b.      Identifikasi adanya tanda-tanda radang

0 komentar:

Posting Komentar